BAHAN
PANGAN PRODUK GMO
Genetically Modifiend Organism
Oleh
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2013
KATA
PENGANTAR
Tiada
kata yang pantas penulis ucapkan selain puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Atas petunjuk- Nyalah penulis dapat menyelesaikan paper “Bahan pangan produk
GMO “ dengan baik serta tepat waktu.
Dalam
penulisan paper ini banyak hambatan yang penulis hadapi, namun berkat dukungan
serta petunjuk dari rekan – rekan dan berbagai pihak , akhirnya penulis dapat
menyelesaikan paper ini.
Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Allah SWT, Karena berkat
kesempatan yang dibeikan oleh- Nyalah penulis dapat mengerjakan tugas ini
dengan baik, Kepada Ayahanda dan ibunda yang selalu mendukung dalam segala hal
serta teman – teman yaang tidak henti- hentinya membantu, dan seseorang yang
tidak letih memberikan semangat.
Penulis
menyadari bahwa penyusunan paper ini jauh dari sempurna dan memiliki banya
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat dibutuhkan oleh penulis demi kesempurnaan
paper di masa yang akan datang.
Akhir
kata penulis berharap semoga paper ini bermanfaat bagi rekan – rekan pembaca.
Jakarta , Januari 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Perkembangan
produk pangan dewasa ini semakin maju dari hari ke hari. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, produk pangan
yang tadinya hanya diproduksi secara tradisional kini menjadi modern. Beragam
riset dan pengembangan produk pangan bermunculan seiring dengan makin besar
permintaan pasar.
Disamping
itu , masalah kekurangan pangan , diversifikasi pangan dan pemenuhan gizi
menjadi salah satu latar belakang munculnya berbagai pengembangan teknologi
produk pangan. Salah satu jawaban adalah
dengan pengembangan teknologi Recombinant
DNA atau rekayasa genetika (transgenic) . Teknologi ini diharapkan dapat
membantu menangani masalah dunia yang mendesak yaitu kekurangan pangan dan
kelaparan. Istilah pangan transgenik merujuk pada pangan yang bahan dasarnya
,mengandung organisme yang telah mengalami rekayasa genetika. Dengan teknologi
itu, gen dari berbagai sumber dapat dipindahkan ke tanaman. Gen bisa berasal
dari manusia, binatang, tumbuhan lain, bakteri, virus, bahkan DNA telanjang
yang ditemukan di tanah.
Semakin
meningkatnya gairah untuk menghasilkan pangan fungsional yang berguna untuk
kesehatan akan semakin mendorong perkembangan teknologi rekayasa genetik.
Modifikasi genetik pada tanaman kini sudah mengarah pada tanaman-tanaman
pangan. Perubahan karakteristik gizi tanaman yang mungkin terjadi akan
berdampak pada kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, kini telah dapat
dihasilkan kentang yang mengandung kadar pati lebih tinggi, mempunyai kemampuan
menyerap lemak yang lebih rendah, dan tekstur yang baik. Di masa-masa mendatang
mungkin akan semakin banyak bermunculan pangan rekayasa genetika yang memang
diciptakan untuk membantu mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
GMO (Genetically Modifiend Organism)
GMO (Genetically Modified Organism) adalah
seperangkat khusus teknologi yang mengubah susunan genetik dari organisme
seperti binatang, tanaman, atau bakteri. Pada teknik ini, dilakukan
penggabungkan gen dari organisme yang berbeda yang dikenal sebagai teknologi
DNA rekombinan, dan organisme yang dihasilkan dikatakan "genetically
modified", "rekayasa genetika," atau "transgenik."
Secara
ontologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa
genetika melalui transformasi gen dari makhluk hidup
lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang
memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman
sebelumnya.
Secara
epistemologi, proses pembuatan tanaman transgenik sebelum
dilepas ke masyarakat telah melalui hasil penelitian
yang panjang, studi kelayakan dan uji lapangan dengan pengawasan
yang ketat, termasuk melalui analisis dampak lingkungan
untuk jangka pendek dan jangka panjang. Secara
aksiologi: berdasarkan pendapat kelompok masyarakat
yang pro dan kontra tanaman transgenik memiliki manfaat untuk
memenuhi kebutuhan pangan penduduk, tetapi manfaat tersebut belum
teruji, apakah lebih besar manfaatnya atau kerugiannya.
Pangan
transgenik seiring juga diidentikkan dengan Genetically
Modifiend Organism (GMO). Tujuan dari pangan Transgenik adalah menciptakan sebuah
organisme yang membawa atau memiliki sifat – sifat baik atau yang dikehendaki.
Sumber gen di sini bisa berarti berarti sesama tanaman satu famili atau beda
famili bahkan bisa dari organisme lain misal gen bakteri.
Dewasa ini menjadi
dilemma adalah bagaimana dalam penerapan produk yang sehat agar benar-benar
produk organic dan bukan GMO. Menurut Jeffrey Smith, seorang ahli makanan
modifikasi genetik dan penulis dari buku terlaris di dunia “Seeds of Deception”
dan “Genetic Roulette.” Proses rekayasa genetik dari sebuah tanaman secara
inheren tidak aman. Anda mengambil suatu gen; katakanlah Anda ingin membuat
tanaman jagung yang memproduksi pestisidanya sendiri. Jadi Anda mengambil gen
dari bakteri tanah Bt (Bacillus thuringiensis) dan Anda membuat jutaan salinan
dari gen itu dan Anda masukkan dalam pistol dan Anda menembak pistol itu ke
satu lempeng jutaan sel, berharap agar beberapa dari gen itu masuk ke dalam DNA
dari beberapa sel-sel tersebut. Lalu Anda klon sel-sel itu ke tanaman.
GMO (Genetically Modified Organism) adalah merupakan makhluk hidup yang
direkayasa secara genetika. GMO merupakan makhluk hidup yang materi genetiknya
telah dibuat atau dimodifikasi, dirancang ulang atau dibangun kembali sehingga
sifat-sifatnya bisa berubah atau makhluk hidup tersebut dapat memiliki
kemampuan baru. Produk GMO meliputi: obat-obatan (alat diagnosis dan
obat-obatan seperti insulin), tanaman (tumbuhan yang tahan hama dan herbisida),
enzim untuk produksi makanan, bahan bakar dan pelarut. GMO adalah definisi
untuk organisme hasil rekayasa/modifikasi genetika: Organisme hasil
rekayasa/modifikasi genetika dan produknya, diproduksi melalui teknik dimana
bahan genetika telah diubah dengan cara-cara yang tidak alami. Dalam Teknik
rekayasa genetika termasuk, tetapi tidak terbatas untuk: rekombinasi DNA, fusi
sel, injeksi mikro dan makro, enkapsulasi, penghilangan dan penggandaan gen.
Organisme hasil rekayasa genetika tidak termasuk organisme yang dihasilkan dari
teknik-teknik seperti konjugasi, transduksi dan hibridisasi.
2.
Produk-
produk hasil GMO (Genetically Modified Organism)
a. Kacang Kedelai
Kedelai rekayasa genetik pertama ditanam di
Amerika Serikat pada tahun 1996. Lebih dari sepuluh tahun kemudian,
kedelai GM ditanam di sembilan negara mencakup lebih dari 60 juta hektar. Kedelai
ini GM memiliki gen yang memberikan resistensi herbisida.
Amerika Serikat (85%) dan Argentina (98%)
menghasilkan hampir secara eksklusif kedelai GM. Di negara-negara ini, kedelai
GM disetujui tanpa pembatasan dan diperlakukan sama seperti kedelai
konvensional. Produsen dan pejabat pemerintah di AS dan Argentina tidak
melihat alasan untuk membedakan kedelai GM dan konvensional baik pada saat
panen, pengiriman, penyimpanan atau pengolahan. Kedelai impor dari
negara-negara tersebut umumnya mengandung sebagian besar GM (Anonymousb,
2010).
Sumber: Anonymousb (2010)
Kedelai GM pernah tidak diizinkan di Brasil.
Namun demikian, benih GM diselundupkan dari negara-negara tetangga dan
ditanam secara ilegal. Sekarang, kedelai GM telah disetujui. Pada tahun
2007, 64 persen tanaman kedelai di negara itu adalah rekayasa genetika. Sebagian
besar kedelai konvensional Brazil ditanam di bagian utara negara itu. Penanaman
skala komersial dalam jumlahbesar kedelai rekayasa genetik juga dapat ditemukan
di Paraguay, Kanada, Uruguay dan Afrika Selatan.
Impor kedelai didominasi untuk pakan ternak.
Selama pengolahan, kedelai yang diproses untuk menghasilkan minyak, dan minyak
yang diperoleh diekstraksi dan dimurnikan untuk penggunaan makanan. Selain itu,
kedelai digunakan untuk menghasilkan berbagai bahan makanan dan zat aditif.
Lesitin, misalnya, digunakan sebagai emulsifier dalam cokelat, es krim, margarin,
dan makanan yang dipanggang (Anonymousb, 2010).
b. Kapas
Sebagian besar kapas GM ditanam di India dan Amerika Serikat,
tetapi juga dapat ditemukan di Cina, Argentina, Afrika Selatan, Australia,
Meksiko, dan Columbia. GM kultivar ditanam saat ini resisten terhadap herbisida
orinsek hama.Lebih dari setengah (68%) dari produksi kapas Cina genetik
dimodifikasi untuk menghasilkan zat (Bt toksin) yang melindunginya terhadap
hama serangga. (Anonymousb, 2010). Produksi kapas GM belum
disetujui di Uni Eropa. Aplikasi telah disampaikan, tetapi keputusan masih
tertunda. Beberapa baris kapas GM telah disetujui di Uni Eropa, tetapi hanya
untuk digunakan sebagai pangan dan pakan.
Sumber: Nugroho (2010)
Di Indonesia, pernah dilakukan penanaman kapas
transgenik yang diprakarsai oleh Monsato. Berbekal pengalaman melakukan
ekspansi penanaman tanaman transgenik di seantero dunia dan modal yang sangat
besar Monsanto mulai masuk ke Indonesia. Kapas sebagai komoditi non pangan
dipilih sebagai jalan masuk ke Indonesia, karena resikonya lebih rendah.
Menurut Nugroho (2010), diduga jika proyek kapas transgenik ini berhasil, akan
dilanjutkan dengan penanaman varietas berikutnya. Hal ini pernah diungkapkan
oleh Gubernur Palaguna pada bulan April 2002, bahwa dirinya minta agar tanaman
jagung transgenik yang ditawarkan PT Monsanto diujicoba di Sulsel selama tiga
bulan. Namun, penanaman ini akhirnya gagal.
c. Beras
Golden Rice adalah beras yang berwarna kuning keemasan dan sangat
berbeda dengan beras pada umumnya yang berwarna putih. Beras tersebut merupakan hasil rekayasa genetika, melalui
penyisipan gen psy atau gen penyandi phytoene synthase, digabungkan dengan
gen crtl atau gen penyandi carotene desaturase. Menurut
Anonymousc (2010), kedua gen ini berfungsi untuk memproduksi
beta karoten (pro-vitamin A), sebagaimana yang banyak terkandung pada wortel.
Gabungan sisipan kedua gen tersebut berhasil meningkatkan kandungan beta karoten
hingga 23 kali kandungan beta karoten pada beras keemasan generasi pertama yang
ditemukan 5 tahun yang lalu di Swiss. Bahkan dibandingkan dengan tomat dan cabe
yang juga mengandung beta karoten, beras keemasan ini masih memiliki kandungan
beta karoten yang lebih tinggi.
Sumber: Anonymousa (2010)
Selain Golden
Rice, peneliti juga mengembangkan varietas baru. Varietas ini dikembangkan
di Jepang untuk mengembangkan kultivar padi yang aman dikonsumsi untuk
orang-orang yang alergi terhadap beras. Untuk melakukan hal ini, peneliti
mencoba untuk menekan aktivitas gen yang mengarah pada pembentukan suatu alergi
yang penting (AS-Albumin) (Anonymousa, 2010).
d. Jagung
Upaya peningkatan produksi jagung dapat
dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui perbaikan genetik tanaman.
Perbaikan genetik jagung bertujuan untuk mengatasi kendala pertumbuhan tanaman,
terutama cekaman lingkungan biotik dan abiotik (Sustiprijatno,
2010).Perbaikan genetik jagung dapat dilakukan secara konvensional maupun melalui
rekayasa genetik (genetic engeenering).
Dengan berkembangnya bioteknologi, perbaikan
genetik jagung melalui rekayasa genetik akan menjadi andalan dalam pemecahan
masalah perjagungan di masa mendatang. Seperti diketahui, pemuliaan secara
konvensional mempunyai keterbatasan dalam mendapatkan sifat unggul dari
tanaman. Dalam rekayasa genetik jagung, sifat unggul tidak hanya didapatkan
dari tanaman jagung itu sendiri, tetapi juga dari spesies lain sehingga dapat
dihasilkan tanaman transgenik. Jagung Bt merupakan tanaman transgenik yang
mempunyai ketahanan terhadap hama, di mana sifat ketahanan tersebut diperoleh
dari bakteri Bacillus thuringiensis (Herman 1997).
Sumber: Hall (2009)
e. Kentang
Penyakit Late Blight atau yang biasa
dikenal hawar daun pada kentang (Solanum tuberosum L.)
merupakan penyakit yang sering menjadi kendala dalam budidaya kentang. Penyakit
hawar daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans, penyakit
ini menjadi salah satu penyakit penting pada tanaman kentang di Indonesia. Saat
ini di Indonesia belum terdapat varietas kentang yang tahan terhadap penyakit
hawar daun, sehingga menyulitkan petani untuk menghindari penyakit ini.
Namun beberapa tahun terakhir ini sudah ada usaha dari Balai Besar
Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB
Biogen), yang bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian baik
dalam maupun luar negeri untuk mendapat calon varietas kentang yang tahan
terhadap penyakit hawar daun.Varietas Katahdin merupakan kentang transgenik
yang berhasil dikembangkan oleh Universitas Wisconsin yang memiliki gen RB,
yaitu sebuah gen ketahanan terhadap penyakit hawar daun. Gen RB tersebut
dihasilkan dari isolasi gen yang terdapat pada kerabat kentang liar (Solanum bulbocastanum) yang banyak
terdapat di Amerika (Hermawan, 2007).
Sumber: Hermawan (2007)
Untuk menghasilkan
kentang transgenik tahan penyakit hawar daun, BB
Biogen melakukan kerjasama dengan Universitas Wisconsin yang
tertuang dalam sebuah kesepakatan (Material Transfer Agrimeent - MTA). Dengan kesepakatan
tersebut, BB Biogen berhak menggunakan varietas Katahdin Transgenik untuk
disilangkan dengan kentang varietas lokal. Saat ini, BB Biogen dan Balitsa
tengah menyilangkan kentang Katahdin Transgenik dengan dua varietas lokal, yaitu
Granola dan Atlantic. Kedua varietas lokal tersebut dipilih untuk persilangan
karena varietas tersebut paling digemari petani. Selain memiliki hasil
produksi yang tinggi, Granola dan Atlantic cukup laku di pasar tradisional
maupun pasar swalayan (Hermawan, 2007).
Sementara itu, Dr. Achmad Suryana menjelaskan terdapat dua
strategi untuk mendapatkan kentang yang tahan terhadap late blight. Pertama, menyilangkan
dengan Katahdin; dan kedua dengan memasukkan atau mentransformasi gen RB ke
dalam kentang. Bioteknologi transgenik ini bisa membantu ketahanan pangan
karena varietasnya lebih unggul (Hermawan, 2007).
3.
Bahaya
GMO yang ditimbulkan bagi lingkungan
·
Polusi genetika
Angin, hujan, burung, lebah dan serangga yang
mengantarkan perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina tanaman sangat
berperan dalam polusi genetika. Namun hal ini hanya bisa terjadi bila tanaman
GMO ada di sekitar tanaman lain yang bukan GMO. Medium-medium inilah yang
membawa persilangan-persilangan baru tanaman dan menambah pencemaran GMO.
·
Pengaruh buruk bagi ekologi tanah
Penelitian membuktikan bahwa tanaman GMO yang
disilangkan dengan bakteri Bt dapat mempengaruhi mikroorganisme yang berguna
bagi tanah. Hal ini dapat terjadi karena tanaman GMO dapat mentransfer gen pada
mikroorganisme yang hidup di tanah sekitarnya, lalu hal ini mengubah dan dapat
mempengaruhi kesuburan tanah, juga ekologinya.
·
Rumput super
Tanaman GMO tahan herbisida dapat mentransfer gen
mereka dan dapat mempengaruhi tanaman rumput sekitar sehingga rumput-rumput
sekitar dapat tahan terhadap herbisida pula. Kemudian karena sifat tahan
herbisida ini adalah silangan dari tanaman GMO dan rumput baru, maka rumput ini
akan tahan pula terhadap herbisida yang sudah ada.
·
Hama super
Karena siklus hidup mereka yang pendek, hama
serangga dapat kebal terhadap pestisida/insektisida tertentu. Dalam jangka
waktu yang pendek pula.
·
Tanaman virus baru dan lebih banyak lagi tanaman sejenis
Ada studi yang mempelajari bahwa tanaman GMO tahan
virus dapat menyebabkan virus-virus bermutasi menjadi jenis virus yang lebih
mematikan lagi.
·
Berpengaruh buruk terhadap serangga dan binatang yang bukan target GMO
·
Kehilangan keanekaragaman hayati
·
Peggusuran varietas lokal
4. Bahaya yang ditimbulkan dari GMO bagi
kesehatan:
1.
Bahan berbahaya dan racun
Pada tahun 1989
sebuah merk pangan GMO yang merupakan suplemen diet membunuh 37 orang penduduk
Amerika Serikat dan melukai lebih dari 5000 lainnya. Pada tahun 1999,
penelitian yang dipimpin oleh Dr. Arpad Pusztai menemukan bahwa kentang GMO
yang disilang dari gen tanaman snowdrop dan virus mosaik yang biasa ditemukan
pada kol ternyata sangat mematikan jika dimakan manusia.
2.
Resiko penyakit kanker yang meningkat
Di Amerika Serikat
MONSANTO manjual pangan GMO yang bernama Recombinant Bovine Growth Hormone
(rGBH). rGBH ini merupakan sebuah hormon yang disuntikkan pada sapi peternakan
yang bertujuan untuk meningkatkan produksi susu. Pada akhirnya, susu dan produk
industri yang dihasilkan dari sapi yang sudah disuntik hormon GMO ini dapat
meningkatkan resiko kemungkinan terserang kanker payudara bagi wanita, kanker
prostat bagi pria dan juga kanker usus.
3.
Alergi terhadap makanan
Memakan makanan yang
mengandung protein asing, terutama protein yang berasal dari persilangan gen
(terkandung dalam pangan GMO) dapat mengakibatkan alergi makanan pada orang
yang mengkonsumsinya.
4.
Kerusakan pada kualitas makanan dan nutrisinya
Pangan GMO memiliki
kualitas dan nutrisi yang lebih rendah daripada produk pangan biasa, terutama
organik. Kekalahan GMO ini telah diteliti oleh Dr. Pusztai. Konsentrasi zat-zat
yang berguna untuk melindungi tubuh manusia dari kanker tidak ditemukan dalam
produk pangan GMO.
5.
Kekebalan terhadap antibiotic
Saat produk pangan
GMO dibuat, seringkali ada proses dimana ada rantai yang menghubungkannya pada
gen-gen tertentu yang disebut Gen Penanda Kebal Antibiotik. Gen ini membantu
menentukan jika gen telah sukses disilangkan dengan tanaman inang yang akan
dikembangkan. Beberapa peneliti memperingatkan bahwa gen-gen ini dapat
terkombinasi tidak seperti yang kita harapkan. Gen-gen ini lalu bergabung
dengan bakteri atau mikroba yang merupakan penyebab penyakit di lingkungan atau
dalam tubuh konsumen pangan GMO.
6.
Peningkatan residu pestisida. Hal ini dapat dipahami dengan keberadaan
varietas
tanaman GMO yang
semakin tahan terhadap herbisida dan pestisida, bermunculan penyakit tanaman
yang disebabkan oleh virus-virus baru atau bakteri-bakteri baru yang lebih
ganas lagi. Sehingga diciptakan herbisida dan pestisida yang lebih ampuh tentu
saja dengan bahan-bahan yang sangat berbahaya. Di kalangan petani sendiri,
penggunaan herbisida dan pestisida sendiri menjadi berlebihan. Berbagai
data sumber terkait Media: Biocert,Buku ”Bahaya GMO” Penerbit Federasi Serikat
Petani Indonesia, Jakarta data diolah F. Hero K Purba).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
GMO (Genetically
Modified Organism) adalah seperangkat khusus teknologi yang mengubah
susunan genetik dari organisme seperti binatang, tanaman, atau bakteri.
2.
Contoh produk-produk GMO
antara lain kedelai yang memiliki gen yang memberikan resistensi herbisida,
kapas yang menghasilkan zat (Bt toksin) yang melindunginya terhadap hama
serangga, Golden Rice yang memproduksi beta karoten
(pro-vitamin A), jagung Bt merupakan tanaman transgenik yang mempunyai
ketahanan terhadap hama, dan kentang yang memiliki ketahanan terhadap penyakit
hawar daun
3.
Produk-produk tersebut
menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat tentang aspek keamanannya untuk
dikonsumsi manusia, terhadap lingkungan, aspek agama, etika, dan masih banyak
lagi.
3.2 Saran
a.
Solusi dari permasalahan
saat ini adalah adanya kerjasama antara akademisi, legislatif, yudukatif,
eksekutif dan institusi swasta dalam memberikan sikap yang nyata terhadap
permasalahan tersebut.
b.
Memberikan pengetahuan
yang menyeluruh mengenai GMO kepada seluruh masyarakat, sehingga mereka dapat
menentukan pilihannya sendiri terutama pada produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
(Sumber : Buku ”Bahaya GMO”
Penerbit Federasi Serikat Petani Indonesia, Jakarta)